Bulog Serap Gabah Maksimal, Sesuai Harga HPP, Permainan Harga Anjlok Terpuruk, Satgas Pangan Perlu Cepat Tanggap.

Bojonegoro, Polemikdaerah.online,  - Ramai dalam pemberitaan, Pejabat Pemerintah mensosialisasikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang berlaku di Bulog sejak 15 Januari 2025 adalah Rp6.500 per kilogram, namun fakta lapangan dialami para petani, pembelian gabah anjlok terpuruk hingga mencapai pada harga kisaran 5100 hingga 5600.

Keluhan harga gabah terpuruk dialami di beberapa tempat yang masuk cakupan wilayah kerja Bulog Bojonegoro termasuk Tuban dan Lamongan.

Meski Bulog telah menyatakan dan menegaskan, capaian serapan gabah sudah terpenuhi kuota dan tetap melakukan pembelian, juga daya beli sudah dilaksanakan sesuai ketentuan pemerintah, di lapangan masih ditemukan permainan harga oleh pedagang dan daya beli masyarakat yang anjlok jauh di bawah HPP.

Satuan Tugas (Satgas) Pangan semestinya cepat tanggap dalam menangani dan penindakan terkait anjloknya harga gabah yang tidak sesuai HPP.

Menanggapi kejadian miris yang menimpa petani, tim satgas yang melibatkan berbagai instansi di wilayah Kabupaten, dalam hal ini, Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bojonegoro yang memiliki kewenangan dalam pengawasan aspek perdagangan, belum dapat memberikan pemaparan secara detail atas upaya dan tindakan.

Sangat diperlukan peran serta Dinas, selaku pengampu adanya kegiatan aspek perdagangan.

Saat dikonfirmasi pewarta, Retno Wulandari Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bojonegoro menjelaskan bahwa pihaknya fokus menjaga stabilitas harga beras, bukan gabah, ia menambahkan bahwa pengawasan terhadap gabah dapat dikoordinasikan dengan Bulog.

“Untuk dinas perdagangan, komoditi beras. Kami berupaya menjaga harga beras tetap stabil, bukan gabah, gabah bisa di koordinasikan dengan Bulog” Jelasnya.

Menyinggung adanya harga gabah merosot, terindikasi perilaku nakal para tengkulak bakul gabah kerap memainkan harga, upaya pencegahan dan tindakan yang akan dilakukan Dinas Koperasi, Perdagangan, dan UMKM Bojonegoro, Retno Wulandari terkesan bungkam atas pertanyaan tersebut.

Red....

Sebelumnya

item